Tuesday, February 26, 2013

Lontong Cap Go Meh Enak


Rangkaian masa perayaan Tahun Baru Imlek 2564 baru saja selesai. Hari ke-15 di bulan pertama atau disebut dengan Cap Go Meh, biasa dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Keluarga saya memang tidak merayakan momen tersebut, tapi yang menarik, keluarga saya tetap bersemangat perihal masakan spesial yang umum disajikan dalam perayaan itu.

Lontong Cap Go Meh, nama hidangan yang menurut saya tidak asing di telinga orang Indonesia terutama ketika menyambut Tahun Baru Imlek, ternyata tersaji juga di rumah saya. Mama yang sejak kecil familiar dengan makanan khas Tionghoa karena pengaruh mendiang Ayahnya (Opa), belajar otodidak mengenai resep-resep masakan terkait untuk dipraktekkan di rumah. Beruntung sekali saya menjadi anaknya, karena tangan Mama ini sungguh anugerah yang luar biasa, terlalu subyektif mungkin jika saya terus memuji-muji keahlian Mama dalam hal memasak. Tapi saya juga tidak akan berbohong kalau masakan Mama sungguh enaak, kami sekeluarga, teman-teman saya, keluarga besar saya, juga sudah mencicipi banyak makanan bikinan Mama dan mengakui kelezatannya.

Berikut akan saya jelaskan tentang Lontong Cap Go Meh Enak versi Mama (dan saya sebagai asistennya) yang berhasil tertangkap kamera ketika siap dihidangkan sebagai menu makan siang Adik saya. Hihihii ini sengaja cepet-cepet diracik ketika calon penyantap masih di dalam kamar, karena kalau kepergok duluan, yang ada malah keburu disantap nggak jadi difoto.

Lontong Cap Go Meh versi Mama saya
Dalam penyajian seporsi Lontong Cap Go Meh Enak versi Mama, pertama-tama diberi petis dan sambal, lontong, sambal goreng labu siam, ayam opor beserta kuahnya, yang paling puncak ditaburi bubuk kedelai juga bawang merah goreng.

Petis dan Sambal
Petisnya belum bisa bikin sendiri, tapi saya ngotot minta dilengkapi pakai petis supaya mantap. Akhirnya diputuskan untuk membeli petis siap makan di toko oleh-oleh khas Sidoarjo sini, Mama yang berangkat, ditemani sama Eyang. Sedangkan saya sibuk di dapur nyiapin sambalnya, ini kreasi saya aja sih, sambal uleg terdiri dari cabe merah, cabe rawit, kemiri, gula, garam, lalu disiram dengan 3 sdm kuah opor ayam.

Lontong
Biar praktis dan nggak ribet aja sih, lontongnya beli jadi di pasar deket rumah, selonjong lontong tanggung dihargai Rp. 1000, oke beli 15 deh. Seporsi bisa pakai 1 atau 1,5 lonjong.

Sambal Goreng Labu Siam
Hahahahaa kalau yang ini masaknya kolaborasi. Mama yang uleg bumbunya, saya yang sreng-sreng di wajan. Sambal goreng kali ini isinya labu siam/manisa, tahu goreng potong dadu, sama putih telur kukus (beli jadi di pasar), trus dikasih santan cair sedikit. Ada petai juga, tapi Adik saya nggak doyan, so nggak saya masukkan. Untuk sambal goreng sebenarnya tergantung selera/persediaan sih, berhubung persediaan tenaga buat masak dan beres-beres dapurnya hari itu nggak maksimal, maka di-skip-lah lauk yang sesungguhnya saya harapkan kehadirannya, sambal goreng ati ampela yang mirip-mirip balado gitu. Hiks...

Opor Ayam
Isinya ya ayam dong, ayam potong yang dikukus terlebih dahulu (soalnya kalo diolah mentah-mentah, saya suka geli makannya, jadi harus matang dulu baru dimasak bersama bumbu dan santan).

Bubuk Kedelai dan Bawang Merah Goreng
Pelengkap yang ini juga nggak bikin sendiri, bawang merah goreng kan sudah banyak yang jual, jadi nggak perlu repot-repot nangis gara-gara rajangan bawang merah. Bubuk kedelainya juga sudah dijual dalam kemasan, praktis, dibeli di toko yang sama dengan petis siap makan.

Nah, sudah lengkap nih presentasi Lontong Cap Go Meh Enak saya. Tentang resep-resepnya nggak usah diposting nggak apa-apa kaan? Karena sudah banyak juga detailnya kalau searching di Google. Bahan dan bumbu-bumbunya kurang lebih sama, buat yang masaknya pemula pun ini termasuk hidangan yang pengolahannya gampang. Selamat menikmati...!

GO GREEN: Hijaukan Rumah Kita

By Google Image

Hai readers! Sudah hijaukah lingkungan kalian? Saya ada cerita nih...

Meskipun saya nggak hobi berkebun, tapi saya senang lho melihat tanaman dan pohon-pohon yang ditanam Papa sejak sekitar (mungkin) 8 tahun yang lalu. Jadi kan faktanya, rumah yang kami diami sekarang ini dibeli pas jaman saya SMP, antara tahun 2004-2005 (kurang ingat betul tahunnya). Nah karena rumah ini berada di perumahan yang minim penghijauan, Papa punya ide untuk menanam beberapa pohon yang tujuannya sebagai peneduh di depan rumah. Ada 2 pohon mangga, 1 pohon sawo, dan 1 pohon sawo kecik. Total ada 4 pohon yang sudah berkali-kali berbuah nih. Ya iya lah, pohonnya sudah besar sekarang. Sering dibuat berteduh sama pedagang-pedagang lewat, mobil tamu tetangga, bahkan kucing-kucing kampung juga suka berteduh di depan rumah saya hahahaha...

Saya akui, Papa memang hebat! Papa benar-benar memikirkan bagaimana caranya membuat rumah terasa nyaman, bahkan hal seperti itu dilakukan sebelum rumah ini kami tempati. Jadi, pepohonan yang saya sebutkan tadi sejak mereka ditanam, mereka hidup dan besar murni bersama alam. Rumah yang dibeli masih kosong, saat itu kami masih tinggal di perumahan dinas milik perusahaan tempat Papa bekerja. Jelas tidak ada perawatan khusus terhadap pepohonan yang kala ditanam masih berusia muda, tingginya masih sekitar 60 hingga 100 cm saja.

November 2011, Papa hampir mendekati masa purna tugas (pensiun), akhirnya saya dan keluarga menempati rumah ini. Jempol 4 deh buat Papa, dari sederet rumah di sini, yang paling teduh berada di depan rumah saya. Asiikk, Go Green! Belum lagi karena posisi rumah yang langsung berhadapan dengan perumahan lain, sehingga di depan dibatasi dengan kali kecil selebar 1 meter yang di sepanjang air mengalir ditumbuhi pohon pisang, semakin hijau dan teduh ya hahahaaha...


salah satu tanaman hias yang diambil gambar setelah turun hujan.
Kagum memang dengan keterampilan dan tangan dingin Papa dalam bercocok tanam, dulu di rumah dinas kan halamannya luas, Papa sering berkebun, ada sawi, jeruk nipis, mangga, nangka, belimbing wuluh, pohon jarak, dll. Yang semuanya bisa tumbuh subur dan rajin berbuah. Ternyata setelah pensiun, malah jadi hobi nih! Papa suka banget pergi ke toko buku, cari buku panduan berkebun. Karena lebih banyak waktu di rumah, jadi sering memantau pertumbuhan tanaman-tanamannya, oiya, sekarang tanamannya juga sudah bertambah dengan adanya tomat, cabe, terong, aneka jeruk, leci (percobaan), sirih merah, toga, sambung nyowo, binahong, empon-empon, tanaman-tanaman hias, dll.

Yang bikin saya setengah tidak percaya, waktu mendapati ada bakal pohon setinggi 1 jengkal berasal dari biji buah leci super yang dipendam Papa ke dalam pot kehidupan di depan rumah. Ada 5 helai daun muda, dan masih nampak beberapa helai daun baru di atasnya, jika Tuhan menghendaki, semoga pohon leci ini bisa terus tumbuh di dataran rendah seperti ini.

Berikutnya, masih di dalam pot yang sama, ada pohon jeruk lemon jawa (istilah dari pedagangnya) yang akhirnya berbuah juga! Karena pohon satu ini sempat bikin saya gemas, sudah 1 meter tingginya, isinya daun semua hahahahaa. Saya juga pernah tanya ke Papa, “Ini nggak dibohongi penjualnya kan, Pa? Buahnya kayak apa siih? Udah setahun kok daun semua.” Ternyata Sang Pencipta mendengar keraguan saya. Di awal musim hujan tiba, di pucuk pohon jeruk ini muncullah bunga cantik, sangaatt cantik! Mirip bunga melati tapi lebih besar sedikit, dengan helai bunga yang lebih tebal, berwarna putih kekuningan semu merah muda. Sekali lagi, cantik! Hanya 2 bunga saja. Tapi membuat saya takjub, dan heboh tentunya. Saya senaangg sekali. Saya jadi semakin sering pantau bunga ini, daunnya, rantingnya, jangan sampai ada ulat pengganggu. Kalau sampai ada, ya saya teriak panggil-panggil Papa hahahahaa saya nggak berani, geli. Sekarang, bunga yang cantik itu sudah tidak ada, dia berubah menjadi 2 buah jeruk berwarna hijau tua, kulitnya berkerut, lucu bentuknya. Sayang, cuma 2 buah saja. Saya kurang tau sebabnya, yang saya ingin tau, sangat ingin tau, bagaimana ya wujud kedua buah jeruk ini kalau sudah matang? Hmm.. Terima kasih Tuhan atas kehidupan yang Engkau berikan untuk kami.


Sunday, February 10, 2013

Menyambut Tahun Ular Air Tanpa Hujan


Halo readers, saya turut mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2013 untuk kalian yang merayakan. Semoga di tahun ini semakin banyak berkah dan anugerah dari Tuhan. Dan yang terpenting, semoga pasokan semangat bisa full terus selama kita ajak berjuang membela cita-cita serta harapan.

Di sini, Surabaya, masyarakat keturunan Tionghoa sangat mudah kita temui loohh, atau mungkin memang sebagian warga 'Kota Pahlawan' adalah mereka? Benar atau bukan, yang saya ingat mereka memiliki antusias yang sangat besar terhadap kegiatan ekonomi, mengapa saya katakan demikian? ya karena yang nampak ulet, serius menekuni kegiatan berdagang atau bisnis kebanyakan adalah orang-orang berkulit putih itu. Ada yang menyebutkan karena ajaran nenek moyang mereka, ada juga yang mengatakan karena tuntutan hidup mereka, semua alasan memang masuk akal siihh. Tapi saya di sini tidak akan melanjutkan membahas teori sebab musababnya, saya mau berceloteh tentang Tahun Baru Imlek 2013 kali ini yang dilambangkan oleh hewan melata.

Katanya tahun ini giliran sang ular air yang eksis, bayangkan saja, yang namanya ular kan licin dan lincah ya... Apa benar perjalanan hidup tahun ini akan terasa cepat berlalu? Selihai ular yang meliuk-liuk di dalam air. Banyak orang 'pintar' yang sudah meramalkan tuh, kalau menurut saya sih, asal pelakunya bersemangat, ngerjain apapun bisa cepat terlewati/berlalu. Gimana readers? Sudah bikin rencana?

Waahh, sejak 2 jam yang lalu, sepertinya dari dalam kamar sini, saya kok dengar suara-suara kembang api yang disulut di luar... Seperti ada yang main tuh, loh, hujannya sudah reda? Atau suara rintik-rintik yang jam 8 tadi saya dengar bukan suara hujan? Tadi hujan nggak sih? Saya terlalu asik main game online sama adik heheheehe... Jadi nggak begitu niat membuktikan, hujan atau tidak. Toh keluarga saya sudah di rumah semua, aman. Memang siih, sudah seminggu ini rasanya sumuk (jawa. gerah/panas) bangeeett. Tiap siang mataharinya nyempatin mejeng, kedip-kedip nebarin hawa panas *hah lebay*. Sampai-sampai pendingin ruangan yang saya setel di suhu terendah (16C) nggak sanggup menyejukkan ruangan 3X5 tempat saya bernaung. Alhasil, beberapa hari ini jadi emosi banget rasanya, panasnya nggak cuma di badan, nyebar deh ke kepala, ke hati juga. Sering ngomel-ngomel lah jadinya, hihihii... Hujaann, pliiss datang kemari.

Omaiigad, sampai manggil-manggil hujan loh... padahal inget deh Jakarta habis kena bencana banjir, air bah datangnya nggak kira-kira. Banyak rumah rusak, gedung-gedung, fasilitas umum, banyak korban juga. Korban harta iya, korban perasaan (ngeliat kaum elite tak berdaya di atas perahu karet), hingga korban nyawa yang tragis. Tapi emang iya loh, di sini panaass banget, saya tadi siang tuh sudah nggak banyak acara yah, nggak petakilan gitu ceritanya, diieemm aja sambil rebahan nonton tv, eh kok ya keringetan juga. Buka kulkas, yang paling seger cuma air dingin aja, nggak ada yang manis-manis *kayak saya, haha* Sedih kan? Naahh sore setelah mandi tadi baru agak sejukan, agak yaa... Karena sumber airnya juga nampung dari tandon, tandonnya terletak di atas rumah, airnya ya hangat-hangat kuwkuw. Untung aja sih masih ada air bersih, nggak menderita amat laahh... Terus selanjutnya, saya mulai bosan berdiam kayak tadi siang, cari kesibukan aah klik situs game online, main deh sama adik...

Sekarang sudah lewat tengah malam, nggak ada tanda-tanda hujan, padahal tadi Mama sempat nyeletuk, "Wah, Imlek gini kok tumben ya nggak hujan?"   Yaa, mungkin aja airnya masih dipakai si ular, jadi belum bisa diturunin ke sini, Ma.  Lhaahh iyaa, mereka yang merayakan Imlek biasanya kan mempercayai jika hujan lebat di pergantian tahun, artinya di tahun yang  baru nanti akan berlimpah rezeki, keberuntungan. Tapi kalau nggak hujan begini, apakah mereka berpikir sebaliknya, menduga-duga kemungkinan buruk? Jangan yaa,, mari kita positive thinking, memang sih ada yang nggak biasa di malam tahun baru ini, tapitapitapi, pliiss, selama kita memperlakukan bumi/alam dengan baik dan bijaksana, dengan seijin Tuhan Yang Maha Kuasa, kita akan terhindar dari bencana kok. #saveourearth

Thursday, February 7, 2013

Yes! It Works

Selamat malam, readers..
Selamat datang!

Akhirnya wadah suara ini terbentuk juga. Asiikk.. Ceritanya kan sudah sejak setahun lalu bikinnya, tapi karena sibuk ngerjain 'maha tugas kuliah' yang sering bikin galau itu, maka saya putuskan untuk nggak mendalami posting di sini dulu.

Setelah lulus kuliah,
ternyata saya nggak langsung ingat kalau punya lahan curhat di sini hahahaa payah. Makanya begitu buka blog rasanya nge-blank niih.. Tapi saya banyak maunya loh, beberapa diantaranya seperti, mengatur kebutuhan tampilan, mempercantik halaman, dan seingat saya waktu pelajaran komputer jaman SMA, ketika ada tugas yang materinya tentang blog, saya malah minta dibikinkan sama teman.
Blaarr..!!
Gituu deh, yang penting sekarang senang.